Minggu, 13 Januari 2013

Langkah - langkah membuat laporan tahunan


Langkah – langkah membuat laporan tahunan :

1.      Buka  MICROSOFT EXCEL
2.      Lalu tambahkan sheet sebanyak sebanyak 20 sheet  dan ubah nama-nama sheet tersebut menjadi :
o   Sheet 1 ,,, beri nama dengan DATA
o   Sheet 2 – sheet 4,,, beri nama dengan BULAN
untuk nama bulan lakukan sampai sheet 4 atau hanya membuat sampai bulan maret saja… Jadi dari sheet 2 yaitu bulan Januari dan sheet 3 bulan Februari dan sheet 4 bulan maret.
o   Sheet 5,,, beri nama dengan TW1 ( TriWulan 1 )
o   Sheet 6 – sheet 8,, beri nama dengan BULAN
untuk nama bulan lakukan sampai sheet 8 atau hanya membuat sampai bulan juni saja… Jadi dari sheet 6 yaitu bulan April dan sheet 7 bulan Mei dan sheet 8 bulan Juni...
o   Sheet 9,,, beri nama dengan TW 2 ( TriWulan 2 )
o   Sheet 10,,, beri nama dengan SMT 1 ( Semester 2 )
o   Sheet 11 – sheet 13,,, beri nama dengan BULAN
untuk nama bulan lakukan sampai sheet 11 atau hanya membuat sampai bulan September saja… Jadi dari sheet 11 yaitu bulan Juli dan sheet 12 bulan Agustus dan sheet 12 bulan September.
o   Sheet 14,,, beri nama dengan TW3 ( TriWulan 3 )
o   Sheet 15 – sheet 17,,, beri nama dengan BULAN
o   untuk nama bulan lakukan sampai sheet 15 atau hanya membuat sampai bulan Desember saja… Jadi dari sheet 15  yaitu bulan Oktober dan sheet 16 bulan November dan sheet 17 bulan Desember.
o   Sheet 18,,, beri nama dengan TW4 ( TriWulan 4 )
o   Sheet 19,,, beri nama dengan SMT2 ( Semester 2 )
o   Sheet 20,,, beri nama dengan THN ( Tahunan )
3.      Buat data yang diperlukan yang telah diteliti pada sheet DATA
                             
4.      Pada data-data tersebut, klik... misalnya bulan Januari ... buat singkatannya untuk memudahkan memanggil data di sheet lain dan begitu juga seterusnya pada data lain.
                           
5.      Buatlah data di setiap sheet BULAN ( januari – desember )
                        
6.      Buatlah judul diatas tabel data dengan cara berikut:
=judull&"PUSKESMAS"&pkms&" "&kab&" "&JAN&"TAHUN"&tahun
       Akan muncul :

                
7.      Pada tabel ada kolom pencapaian penimbangan terbagi 4 kolom yaitu kolom K/S, D/S, N/D dan N/S... cara mencarinya adalah
Ø  K/S   =K/S
Dan begitu juga untuk D/S, N/D dan N/S sesuai dengan letak selnya.
                
8.      Pada kolom pembinaan cara mencari D/S dan N/D apakah perlu di bina atau tidak.
Misalnya: D/S
 =IF(H6<tdsjan,"Bina","-")
Begitu juga seterusnya…
               
9.      Jika ingin mengetahui jumlah pembinaan D/S dan N/D tersebut, caranya:
Contoh untuk D/S
   =countif(K6:K15,”Bina”)
Dan juga begitu selanjutnya…
10.  Untuk menghitung jumlah masing-masing kolom data, gunakan :
=sum(range yang diinginkan)
       
11.  Untuk membuat catatan yang terdapat dibawah tabel dapat mengguanakan cara sebagai berikut :
    =”Catatan : Pada bulan “&JAN&” posyandu yang perlu dibina D/S nya adalah “&countif(K6:K15,”Bina”)&” posyandu dan N/D nya adalah “&countif(L6:L15,”Bina”)&” posyandu
      Maka muncul ;
          
12.  Untuk membuat nama pimpinan puskesmas, tempat, tanggal dan tahun, lakukan cara berikut :
-          Pimpinan puskesmas
=”Pimpinan Puskesmas”&pkms
-          Tempat, tanggal dan tahun
=tmpt&”, 5 “&JAN&” “&tahun
Maka :
       
13.  Untuk membuat nama pimpinan posyandu serta NIP nya dan nama pelapor serta NIP nya, caranya adalah :
v  Nama pimpinan
o   =dktr1
v  NIP pimpinan
o   =nipdr1

v  Nama pelapor
o   =NaTPG
v  Nip pelapor
o   =niptpg1
            
14.  Untuk membuat laporan penimbangan pada TW1,,,,lakukan juga pada tw2,tw3, tw4 pada kolom hasil penimbangan (S, K,D, dan N).DAN begitu juga pada (K/S, D/S, N/D, N/S ).Maka lakukan:
Ø  Misal pada “S”
=Average (letak sel pada sheet 1,sheet 2, sheet 3), kemudian enter
               Begitu juga pada (K, D, N) DAN (K/S, D/S, N/D, N/S )…


15.  Untuk membuat laporan penimbangan pada SMT (SMT 1dan SMT 2)
Maka lakukukan ,,
Ø  Missal pada “S”
=Average (letak sel pada sheet tw1,sheet tw2), kemudian enter
               Begitu juga pada (K, D, N) DAN (K/S, D/S, N/D, N/S )…
16.  Untuk membuat laporan penimbangan pada sheet TAHUNAN
Maka lakukukan ,,
Ø  Missal pada “S”
=Average (letak sel pada sheet SMT1,sheet SMT2), kemudian enter
               Begitu juga pada (K, D, N) DAN (K/S, D/S, N/D, N/S )…
17.  Untuk membuat grafik dari data, gunakan cara :
( pada Ms. Word 2007 )
ü  Pilih insert
ü  klik chart
ü  pilih chart sesuai keinginan
ü  klik data yang ingin dimasukkan ke grafik
ü  atur sesuai keinginan
           
18.  Untuk membuat hyperlink pada bulan di sheet data, gunakan cara berikut :
§  Klik kanan pada text yang diingikan, pilih hyperlink
§  Pilih  place in the document
§  Pilih sheet yang ingin di hyperlinkkan
§  Pilih screen tip
§  Tulis sesuai yang diinginkan
§  OK

19.  Untuk menghilangkan gridlines..
( pada Ms. Word 2007 )
-          Pilih page layout
-          Pilih gridlines
-          hilangkan centang nya
                  
20.  Lakukan protect sheet, caranya :
*      Pilih sheet yang ingin di protect
*      Pilih review
*      Pilih protect sheet, keluar kotak dialog protect sheet,,.masukkan kode yang diinginkan
           
*      Keluar kotak dialog confirm password
*      buat kode yang sama
          
*      Klik OK
o   Maka sheet tersebut sudah dilindungi (dikunci), tidak bisa diubah..
          
SELAMAT MENCOBA……….



Tulisan i ni dapat dilihat padea blog saya yang lain (klik )




Rabu, 09 Januari 2013

PRE EKLAMSIA KEHAMILAN (1)

  • Definisi pre eklamsi
  • Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).
  • Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Rukiyah, 2010).
  • Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Bobak , 2004)
  • Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini, 2009)
  • Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin. (Boyle M, 2007)
 Etiologi
Penyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklamsia disebut juga “disease of theory” (Rukiyah, 2010).
 Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan hal – hal berikut : (1) sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa; (2) sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan; (3) sebab dapat terjadinya perbaiakan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus; (4) sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya; dan (5) sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Hanifa W, 2006).
 Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia.
Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya preeklamsia adalah:
1)    Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel (Rukiyah, 2010).
2)    Peran faktor imunologis
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti proteinuria (Rukiyah, 2010).
3)    Faktor genetik
Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain : (1) preeklamsia hanya terjadi pada manusia; (2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang menderita PE-E; (3) kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka; (4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS) (Rukiyah, 2010).
 Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.
 Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim. Faktor resiko terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis (Rukiyah 2010).
 Sedangkan menurut Angsar (2008) teori – teorinya sebagai berikut:
1)    Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah dari cabang – cabang arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan terjadi invasi trofoblas kedalam lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodelling arteri spiralis. Pada pre eklamsia terjadi kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi, sehingga aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
 2)    Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel
a.Iskemia Plasenta dan pembentukan Radikal Bebas
Karena kegagalan Remodelling arteri spiralis akan berakibat plasenta mengalami iskemia, yang akan merangsang pembentukan radikal bebas, yaitu radikal hidroksil (-OH) yang dianggap sebagai toksin. Radiakl hidroksil akan merusak membran sel yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Periksida lemak juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel
b.Disfungsi Endotel
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel keadaan ini disebut disfungsi endotel, yang akan menyebabkan terjadinya :
a)    Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu vasodilator kuat.
b)    Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu suatu vasokonstriktor kuat. Dalam keadaan normal kadar prostasiklin lebih banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklamsia kadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.
c)    Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis) .
d)    Peningkatan permeabilitas kapiler.
e)    Peningkatan produksi bahan – bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO menurun sedangkan endotelin meningkat.
f)     Peningkatan faktor koagulasi
3)    Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akan mempermudah invasis el trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi trofoblas ke dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation pada pre eklamsia.
4)    Teori Adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi akibat adanya sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia terjadi kehilangan kemampuan refrakter terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan.
 5)    Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami pre eklamsia.
 6)    Teori Defisiensi Gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dapat mengurangi resiko pre eklamsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
7)    Teori Stimulasi Inflamasi
Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan proses apoptosis pada pre eklamsia, dimana pada pre eklamsia terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi debris trofoblas dan nekrorik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini mengakibatkan respon inflamasi yang besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel makrofag/granulosit yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi inflamasi menimbulkan gejala – gejala pre eklamsia pada ibu.
  • Patofisiologi
Menurut Bobak (2004) adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance [SVR]), peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada pre eklamsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel – sel darh merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai pre eklamsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan peredaran darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidak seimbangan abtara prostasiklin prostaglandin dan tromboksan A2.  Selain kerusakan endotelil vasospasme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intra vaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami pre eklamsia mudah menderita edema paru.
 Hubungan sistem imun dengan pre eklamsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan pre eklamsia. Keberadaan protein asing, plasenta, atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut. Teori ini di dukung oleh peningkatan insiden pre eklamsia-eklamsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan janin) dan pada ibu hamil dari pasangan yang baru (materi genetik yang berbeda).
 Menurut Mochtar (2007) Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerolus.
 Menurut Rukiyah (2010) Vaskonstriksi merupakan dasar patogenesis PE-E. Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi . adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriol disertai perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu Hubel 1989 yang dikutip oleh Rukiyah (2010) mengatakan bahwa adanya vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi utero plasenta yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta. Hipoksi/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan prose hiperoksidase itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian akan menggangu metabolisme di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu diman peroksidase dan oksidan lebih dominan maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidatif. Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darh melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel – sel endotel akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agresi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotinin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
 Menurut Zweifel (1922) yang dikutip oleh Manuaba (2008) mengemukakan bahwa gejala gestosis tidak dapat diterangkan dengan satu faktor atau teori tetapi merupakan multifakor (teori yang menggambarkan berbagai manifestasi klinis yang kompleks yang oleh Zweifel disebut diseases of theory. Berbagai teori yang mencoba menerangkan gambaran klinis adalah genetic, teori imunologik, teori iskemia region uteroplasenter, teori kerusakan endotel pembuluh darah, teori radikal bebas adan kerusakan endotel, teori trombosit, dan teori diet yang diterangkan untuk kepentingan sehari-hari adalah teori diet dan teori yang diakui POGI. Menurut teori diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapat menghindari dan menghambat pembentukan trombokson dan mengurangi aktivitas trombosit. Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian pre eklamasia / eklamasia. Diduga bahwa minyak ikan mengandung kalsium. Fungsi kalsium dalam otot jantung menimbulkan peningkatan kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan. Kalsium pada otot pembuluh darah mengendalikan dan mengurangi kontraksi-kontraksi sehingga tekanan darah dapat dikendalikan bersama dengan vasokontriktor lainnya. Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot sehingga menimbulkan manifestasi sebagai berikut : keluar dari otot jantung menimbulkan melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darah akan menurun; keluar dari otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi, meningkatkan tekanan darah tinggi.
Dengan demikian ibu hamil memerlukan 2 – 2,5 g kalsium untuk mempertahankan konsentrasi dalam darah menjadi konstan, sehingga tidak akan menimbulkan peningkatan tekanan darah. Dalam praktik sehari-hari, bidan sudah dapat memberi kalsium pada ibu hamil yang merupakan otot polos dapat digambarkan sebagai berikut :
1)    Ikatan antara myosin dan aktin menjadi dasar terjadinya kontraksi dengan peranan kalsium.
2)    Bila terjadi penurunan konsentrasi kalsium akan terjadi reaksi yang berlawanan sehingga kontraksi meurun dan akibat terdapat penurunan volume sekuncup jantung dan seterusnya mengakibatkan iskemia region. Penurunan kalsium dapat terjadi karena masukan  yang kurang, kemampuan resorbi menurun kalsium mengalami keterasingan (terisolasi)
Hal ini menyebabkan mata rantai peranan terputus. Pemberian kalsium 22,5 g pada ibu hamil akan menurunkan kejadian pre eklampsia / eklampsia yang bermakna terutama melalui kerja pada miosis kinase rantai ringan. Dalam standar pendidikan obstetric dan ginekologi, POGI tersurat teori yang dianut “iskemia region uteroplasenter” dengan teori lainnya. Kejadian pre eklampsia/ eklampsia yaitu antara antepartus, intrapartus dan pasca partus.
 Klasifikasi
1)    Pre-eklamsia ringan
Adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Rukiyah, 2010). Gejala klinis pre eklamsi ringan meliputi :
a)    Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
b)    Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan
c)    Proteinuria secara kuantitatif  lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2.
d)    Tidak disertai gangguan fungsi organ
 2)    Pre-eklamsia berat
Adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah, 2010).
Gejala dan tanda pre eklamsia berat :
a)   Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.
b)   Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 4
c)   Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :
d)   Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
e)   Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
f)   Terdapat edema paru dan sianosis.
g)   Gangguan perkembangan intra uterin
h)   Trombosit < 100.000/mm3
Tulisan ini juga dapat dilihat pada blog saya yang lain (klik)

Minggu, 06 Januari 2013

Budaya Kehamilan dan Persalinan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar           ……………………………………………………………………………………………..2
Daftar Isi                     ……………………………………………………………………………………………..3
Bab 1 Pendahuluan     ………………………………………………………………………………………………
 -latar belakang          ………………………………………………………………………………………………4
-rumusan masalah      ………………………………………………………………………………………………5
-tujuan                         ……………………………………………………………………………………………...5
-sistematika penulisan……………………………………………………………………………………………….5
Bab 2 Pembahasan     ………………………………………………………………………………………………
-Aspek social budaya pada Trimester Kehamilan………………………………………………………6
-Aspek Sosial Budaya pada Persalinan……………………………………………………………………….9
Bab3 Penutup
-Kesimpulan                ………………………………………………………………………………………………11
-Saran                          ………………………………………………………………………………………………11
Daftar pustaka                        ………………………………………………………………………………………………12
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
          Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Aspek social budaya ini mencakup pada setiap trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi hal ini. Oleh karena itu, kami akan membahas hal tersebut dalam makalah ini.    
B.RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaiman Aspek social budaya yang terjadi pada trimester kehamilan?
2.      Bagaimana Aspek sosial budaya yang terjadi pada persalinan ?
C.TUJUAN
          Untuk menambah wawasan kita dalam mempelajari aspek budaya social yang berkaitan dengan  trimester kehamilan serta persalinan. 
D.SISTEMATIKA PENULISAN
          Bab 1 berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan
            Bab 2 berisi pembahasan
            Bab 3 berisi penutup yang berisi kesimpulan dan saran
BAB 2
PEMBAHASAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA  TRIMESTER KEHAMILAN
          Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga pertumbuhan.Memahami perawatan kehamilan adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.fakta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia masih banyak ibu ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, hal alamiah dan kodrati.Mereka merasa tidak perlu memerikasakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.Masih banyaknya ibu ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.Resiko ini bari diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.Hal ini kemungkinan disebabkan  oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalhan permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh factor nikah diusia muda yang masih banyak dijumpai didaerah pedesaan.Disamping itu dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku yang menyebabkan istri mengalami kehamilan berturut turut dalam jangka waktu yang relative pendek, menyebabkan ibu mengalami resiko tinggi fakta saat melahirkan.
            Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.Sementara kegiatan mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negative terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heraan kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama dipedessaan.Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan meyebabkan perdarahan yang banyak.Sementara disalah satu daerah jawa barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.Dimasyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.Contoh lain didaerah Subang pantang makan dengan piring yang besarkarena khawatir bayinya akan besar sehingga mempersulit persalinan.Dan memangselain ibunya kurang gizi berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.Selain itu larangan untuk memakan buah buahan seperti pisang, nanas, ketimun dll bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat didaerah pedesaan.
            Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah .Data survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.Bebrapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek  persalinan oleh dukun yang membahayakan si ibu.Penelitian iskandar dkk menunjukkan beberapa tindakan dan praktek  yang membawa resiko infeksi seperto “ngolesi”(membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), “kodok” ( memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk mengeluarkan placenta) atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama bejam jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
            Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari.Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek praktek tradisional tertentu masih dilakukan.Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan , infeksi, eksklamsia(keracunan kehamilan).
            Kondisi kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan professional  dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan.Namun kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada factor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga.Umunya terutama didaerah pedesaan keputusan terhadap perawatan medis apa yang dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau keputusan berada ditangan suami yang seringkali panic melihat keadaan krisis yang terjadi.Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.Tidak jarang pula nasehat nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
            Keadaan ini sering kali pula diperberat oleh factor geografis dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi atau oleh factor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu kerumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari  faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan,faktor giografis dan kendala ekonomi,keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan. Selain pada masa hamil,pantangan-pantangan atau anjuran masih berlaku juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya,ada makanan  tertentu yang sebaiknya di konsumsi untuk memperbanyak produksi  ASI, ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional ,ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh.
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA PERSALINAN
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Memang,rumput Fatimah bias membuat mulas pada ibu hamil,tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi,harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya.soalnya,rumput ini hanya boleh diminum pada pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm,letak kepala bayi sudah masuk panggul,mulut rahim sudah lembek atau tipis,dan posisi ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di bawah atau  bayinya sungsang,tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Tarlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini,bias-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau,akhirnya dilakukan jalan operasi.
Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan,akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar. Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal,apalagi disertai gatal,bau,dan berwarna. Jika terjadi,segera konsultasikan ke dokter. Ingat,bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terenfeksi,bias mengakibatkan peradangan selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancer bukan keputihan,melainkan air ketuban. Itulah mengapa ,bila air ketuban pecah  duluan,persalinan jadi seret.
Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Minyak kelapa,memang konotasinya bikin lancer dan licin.namun dalam dunia kedokteran,minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin. Mungkin secara psikologis,ibu hamil meyakini,dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya.
Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup,sebaiknya jangan minum madu karena  bias mengakibatkan overweight.bukankah madu termasuk karbonhidrat yang paling,tinggi kalorinya. Jadi,madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang di tentukan,sebaiknya segera dihentikan.akan halnya telur tak masalah,karena mengandung protein yang juga menambah kalori.
Makan duren,tape,dan nanas bisa membahayakan persalinan.ini benar karena bisa mengakibatkan pendarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol,jadi panas ke tubuh.begitu juga tape. Untuk masakkan yang menggunakan arak ,sebaiknya dihindari. Buah nanas juga,karena bisa mengakibatkan  keguguran.
Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket,hingga mempersulit persalinan.yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi,melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak,missal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar.hingga,bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
Sebenarnya,kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu. Faktor  fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu,terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas,bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioprasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan, faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu,apakah pernah menderita diabetes,hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil,apakah mencukupi atau tidak; dan lingkungan sekitar, apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan,berdasarkan penelitian,ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif,sulit konsentrasi dalam belajar,kemampuan komunikasi yang kurang,dan tidak bisa kerja sama.
Bab 3
PENUTUP
KESIMPULAN
-Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi yang dikarenakan adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.
-Pada zaman dahulu persalinan ditolong dengan seorang dukun sehingga banyak resiko yang datang pada seorang ibu hamil.
-Minum minyak kelapa memudahkan persalinan karena Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancer dan licin, namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin.
-banyak pantangan pantangan oleh budaya orang dahulu yang merupakan mitos yang berbahaya pada ibu hamil jika melanggar budaya tersebut.
SARAN
          -budaya yang ada harus  dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu hamil dan jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.
-Pergunakanlah makalah ini dengan baik untuk mata kuliah ilmu social budaya agar dapat menambah sedikit wawasan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu (2003).ilmu social dasar.Jakarta:Penerbit PT Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri (2004).Pembelajaran Moral.Jakarta:Penerbit PT Rineka Cipta.
Sulaiman, Munandar (2005).Ilmu Budaya Dasar.Bandung:PT Refika Aditama.
http://www.indonesiamedia.com/budaya-0504-bhinneka.htm

Literatur : DOWNLOAD DI SINI
Tulisan ini dapat juga dibaca pada blog saya yang lain (klik)